Ini dia jagonya pensil arang untuk drawing, ya sebenarnya tidak jago amat sih, tergantung oarang yang menggunkannya. Ini dia beberapa ukuran dari tungkat kehitamannya, seperti apa sih…
Sementara di kota kami Situbondo, ini yang paling jago, sebenarnya sih ada yang lebih jago dari kualitas ini, tapi masih ada lagi yang lebih jago, yaitu penggunya, pada gambar diatas terlihat dari produknya staedtler, dari ukuran 6H, 5H, 4H, 3H, 2H, H, F, HB, B, 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, 7B, 8B, Juga ada dari poduknya tersebut yang belum terpajang yaitu kode EE, yang lebih besar lagi dari truktur arangya dari ukurab 8B. Namun pensil yang sering saya gunakan dalam membuat drawing menggunakan ukuran tingkat kehitamannya yaitu 8B, lebih lunak, lebih hitam dan saat menggunakan teknik dusel juga lebih ringan.
Untuk media kertas sebaiknya tidak menggunakan yang licin, alangkah lebih baik menggunkan yang agak kasar/betektur, sedangkan testur bermacam-macam, ada yang sederhana dan juga ada teksturnya yang kasar seperti kertas linen, akan tetapi itu semua bisanya adalah faktor kebiasaan saja.
Dikampungku, para seniman tidak menggunakan pensil arang, dilihat dari keterbatasan alat dan bahan, ada yang menggunakan pensil untuk alis mata, pensil tukang yang terlihat besar tapi tidak hitam, bahkan ada yang menggunakan arang dibelakngnya panci, katena saat itu bahan bakarnya untuk masak menggunakan minyak tanah, dan yang paling pekat untuk kehitamannya yaitu pantat panci yang bahan bakarya menggunakan kayu, kreatif juga, keadaan seperti ini terjadi di tahuh 1980 kebelakang, kebetulan saya lahir di tahun 1982, saya sering melihat bapak saya menggunakan arang tersebut. Dan hasilnyapun tak kalah dengan alat dan bahan yang disediakan zaman saat ini.
Apapun alat dan bahannya, tergantung yang menggunakannya. Terima kasih, semoga bermanfaat.