Ramliong, Desember 2014
Ini merupakan bengkel rupa, tepatnya dibelakang rumah yang dinaungi pohon mannga, pisang dan kicau burung. Tempat ini adalah tempat curhat antara rasa, imajinasi, dan sebidang kanvas yang menjadi sebuah media obrolan, sehingga menjadi rupa yang dapat menyampaikan salam pendapat pada orang-orang yang melihat karya rupa yang dihasilkan dari bengkel ini. Berkarya adalah sebuah harga diri, kehormatan dan martabat bagi setiap orang yang mempunyai nilai lebih. Tempat ini juga merupakan laboratorium saya setelah tutup buku dari sarjana. Toga hitam sebuah simbol kematian dari seorang sarjana, dan tidak lagi mempunyai laboratorium, buka buku, memcari hal baru, dan meneliti. Hal itu menurut saya adalah sebuah mati suri, saya tidak ingin seperti yang diisaratkan.
Lukisannya bagus mas. Tatapannya lebih tajam dari paruhnya 🙂
LikeLike
Terima kasih, komennya puitis sekali. Oya mas, apa di daerah mas ada yang pelihara burung hantu yang jenisnya besar. Sekitar 50 cm.
LikeLike
Setahu saya -yang mulai jarang maen2 ke tetanga- sepertinya sudah ga ada mas. 🙂
LikeLike
dari dulu pengen banget punya tempat tersendiri buat sekedar mengekspresikan diri seperti punya mas Ramli, tapi sayang rumah saya kecil, jadi seadanya. hihihi 😀
saya suka mas, sama lukisannya. 🙂 terus terang bagi saya, masih sulit kalo buat urusan pemilihan warna waktu ngelukis, sering ngga pas.
LikeLiked by 1 person
Dulu saya juga begitu, kadang tidak pas, saya menyiasati untuk belajar melukis pemandangan, dari sanalah saya bayak bertemu dengan warna-warna yang tidak terduga, baru matangkan sketsa, dan beraksi di kanvas. Itu bengkel yang pertama saya. Ini bengkel kedua saya, yang pertama sudah saya bongkar
http://senibenni.com/2015/11/28/tuhan-tidak-murka-tapi-manusia-yang-serakah-mengapa-demikian/
LikeLiked by 1 person
saya jadi tambah semangat belajar ngelukis mas 😀
mungkin kalo rumah saya deket, tiap hari bakalan numpang belajar di bengkel hahaha
LikeLiked by 1 person
Mas tinggal di kota mana? saya di Situbondo Jatim.
LikeLiked by 1 person