Orang bilang, Ah…cuma seni, seni itu kan tidak di UN-kan, itu yang sering dikataka orang kebnayakan, andai kata seni dihilangkan dari bumi Indonesia, maka menurut pemikiran pribadi, bisa dikatakan bukan Indonesia lagi, karena keberadaan budaya seni di Indonesia adalah sebagai pembeda dan dan simbol kejayaan Indonesia dimata dunia, bagaimana jikalau anak didik kita tidak mencintai Indonesia seutuhnya?
Sedikit cerita, ketika orang Eropa, Amerika, Asia Timur melihat atau berhadapan dengan teknologi, komentar mereka biasa, bahkan tidak komentar, tapi ketika kita mendengar tentang teknologi, maka telinga kita akan terasa nyaring dan mata terbelalak dan berkata waoooo….keren. tapi sebaliknya ketika orang Eropa, Amerika, Asia Timur melihat tentang budaya seni dan budaya Indonesia, mereka berkomentar sanagat jelas seperti wooowww…amazing, amazing, dan Wondeful Indonesia. mengapa mereka yang harus mengagumi hal tersebut. tapi ketika anak muda seusia SMA/MA mendenagar Wayang, Ngeremo, Kerapan sapi, Petik laut dan budaya Indonesia yang lain, mereka sedikit demi sedikit mundur dan berkata kuno dan kampungan. Tapi justru yang kuno dan kampungan, bahwa negara luar Indonesia belajar tentanng hal tersebut yang menurut anak Indonesia kuno dan kampungan. Mari kita renungi bersama. Anak, dan remaja Indonesia suka dan sadar bahwa Indonesia milik kita, bukan milik bangsa lain. Cintai Indonesia setulus hati. ini sebuah kgelisahan.
Ketika kita jauh dari tanah air, kecintaan terhadap budaya Indonesia justru tumbuh lebih besar, bangga rasanya bisa bermain Angklung, menari tarian tradisional…:)
LikeLike
TERIMA KASIH BANYAK, Ibu/Mbak, saya khawatir dengan hal itu. Mbak/Ibu bagaimana caranya untuk menyadarkan mereka, sebelum terlambat. Mbak/ Ibu ada di Negara mana?
LikeLike
Panggil saja Teteh/teh Dewi 🙂
Hhmmm gimana yaaa… sepertinya dari kecil harus sudah ditanamkan easa cinta sama budaya sendiri, buaa jg ajak mereka melihat, betapa bangsa lain begitu terpana dengan seni budaya kita.
Teteh sementara ini tinggal di Jerman 🙂
LikeLike
Teh Dewi, Bagaimana kabarnya? Jerman saat ini Musinm semi. di tanah air musim kemarau.
LikeLike
Alhamdulillah baik…sehat..
Iya sudah musim semi, waktunya jalan-jalan ke taman ini nih..
LikeLike
biasa anak sekarang gila ke perkembangan zaman
LikeLike
lihat terus tulisan selanjutnya.
LikeLike
Ah, begitu rupanya nasib yg namanya seni di negeri kita ini. Sepertinya lebih suka menyontek budaya pop dari luar ya untuk saat ini…
Benar, menggelisahkan.
Salam,
LikeLike
Terima kasih abang, saya dari Jatim. salam kenal
LikeLike
ah cuma (……..) perkataan seperti ini merupakan ungkapan dengan menyamakan persepsi sendiri untuk orang lain tampa mengkaji samakah persepsi itu, janganlah ungkapan ini sampai terjadi didunia pendidikan, ah cuma 2+2 tidak bisa padahal memang peserta didiknya tidak bisa cuman karena gurunya menganggap enteng dikatakan cuman…. sangat tidak mendidik………
LikeLike
NICE YOUR COMENT. hahaha….itu yang saya inginkan. setiap peserta didik mempunyai sisi lain, bahkan lain itu, yang guru kadang berfikir harus dapat 10 dari nilai UN-, tapiu setelah lulus….sama…UN yang sbenarya ada di dunia nyata. terimakasi gus ipul
LikeLike